Komitmen BSIP Dampingi Produksi Padi Provinsi Kalimantan Selatan
#RawaBisa
Selasa/19 September 2023 bertempat di Ruang Rapat H. Maksid Setda Provinsi Kalimantan Selatan, telah digelar Rapat Koordinasi Produksi Tanaman Pangan khususnya padi. Hadir membuka Rakor Sekretaris Daerah diwakili Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik Sukan,SH.,MM.. Dalam sambutannya disampaikan bahwa upaya peningkatan produksi padi harus terencana dan berbasis pada potensi lahan dan iklim. Inovasi teknologi, sarana dan prasarana, manajemen usaha tani dan sumberdaya manusia yang memadai menjadi unsur pendukung lainnya dalam peningkatan produksi.
Dua narasumber utama rakor yaitu Ir. Murniati MP., Kepala Dinas Pertanian TPH Kab. Batola menyampaikan tentang “Upaya Peningkatan Produksi Padi Lokal di Kabupaten Barito Kuala” dan dilanjutkan oleh Imam Subarkah, SP., Sekretaris Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Selatan dengan tema “Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2021-2026 Sektor Tanaman Pangan Provinsi Kalimantan Selatan”.
Barito kuala merupakan daerah penyangga pangan Kalimantan Selatan. Surplus produksi padi di Kabupaten ini disalurkan ke Kabupaten/Kota Kalsel lainnya selain juga ke beberapa provinsi tetangga seperti Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. Padi varietas lokal masih menjadi primadona jenis padi yang ditanam petani Batola. Walaupun produksinya lebih rendah dari varietas unggul namun sifatnya yang adaptif di lahan rawa, harga jual, dan preferensi pasar yang tinggi menjadikan varietas lokal sulit tergantikan. Upaya yang dilakukan Pemerintah Daerah Batola melalui Dinas Pertanian adalah dengan memperpendek waktu tanam. Persiapan bibit yang Panjang dengan 3 tahapan persemaian diubah menjadi pertanaman basah seperti padi unggul. Petani Batola umumnya familiar dengan padi unggul, namun luas tanam padi unggul seringkali berkaitan dengan program pemerintah. Kedepannya program peningkatan produksi pangan dilakukan dengan menyediakan sarana dan prasarana yang memadai untuk peningkatan luas tanam padi unggul, termasuk pengendalian OPT dan penanggulangan bencana, serta peningkatan penyuluhan dan pendampingan.
Sementara itu Imam Subarkah, menyampaikan misi RPJMD 2021-2026 Provinsi Kalimantan Selatan adalah mendorong pertumbuhan ekonomi yang merata. Penyediaan dan pengembangan sarana prasarana, pengendalian dan penanggulangan bencana pertanian, penyuluhan pertanian, pengelolaan sumberdaya ekonomi untuk kedaulatan dan kemandirian pangan, penanganan kerawanan pangan menjadi program prioritasnya. Kegiatan lainnya adalah peningkatan diversifikasi dan ketahanan pangan masyarakat dan pengawasan keamanan pangan. Guna mendukung produksi padi, melalui dana APBN tahun 2023 telah disiapkan anggaran untuk bantuan perbenihan sebesar Rp.7.066.625.000, pasca panen Rp.5.437.950.000 dan kawasan padi seluas 25 ha yaitu Rp.4.612.000.000.
Pada kesempatan ini Kepala Balai Pengujian Standar Instrumen Pertanian Lahan Rawa (BSIP Lahan Rawa) Agus hasbianto, PhD. mengemukakan 6 faktor titik ungkit peningkatan produksi padi yaitu Varietas (benih), Kesuburan tanah, Hama penyakit, Pengelolaan air, Penyuluhan dan Kehilangan hasil. Lebih lanjut dipaparkan bahwa Varietas (benih) dan kesuburan tanah masing-masing mempengaruhi 25% dan 10% terhadap produksi padi. Hama penyakit rata-rata menurunkan produksi padi 4% secara nasional. Kehilangan hasil pada saat panen mencapai 14.3% sedangkan kehilangan hasil saat panen sekitar 1,3% serta akibat pengangkutan lebih dari 6%. Faktor-faktor diatas merupakan standar (pedoman) yang perlu diketahui dan menjadi acuan bagi pengambil kebijakan komoditas padi di Kalsel. Maka, sudah waktunya diterapkannya standar budidaya padi yang baik dan tepat agar diperoleh hasil yang optimal. BSIP siap mendampingi Pemerintah Daerah mulai tahap perencanaan, implementasi hingga evaluasi. (MAS)
#SayaBSIP
#Agrostandar
#PertanianMajuMandiriModern